Laman

Jumat, 12 November 2010

Menghidupkan Kembali Kemesraan Ukhuwah

Ada keluhan gersanganya ukhuwah dalam jemaah dakwah kita kali ini. Mereka merasa bahwa ukhuwah Islamiyah itu tidak diterapkan dengan baik. Saya mencoba berfikir tentang ini lalu merenungkannya, dan mencoba melihat fakta dilapangan, apa penyebab gersangnya ukhuwah antar sesama aktivis dakwah kali ini.

Satu hal yang ingin saya komentari tentang ini adalah bahwa fakta dilapangan menunjukkan sebagian besar kader paham apa itu ukhuwah dan kewajibannya terhadap saudaranya, bahkan ada diantara mereka yang hafal dalilnya, baik dalil di dalam Al-Qur’an maupun dalam hadits Rasulullah saw.

Berarti benang merah dari gersangnya ukhuwah antar sesama kader adalah bukan karena minimnya pengetahuan mereka tentang ukhuwah melainkan karena tidak teraplikasinya ukhuwah itu secara baik.

Setelah saya mengetahui pemahaman kader mengenai ukhuwah, saya beranjak mencari faktor tidak terealisasikannya ukhuwah itu secara baik dan maksimal. Diantara faktor yang saya temui adalah:

     Pertama, Faktor “kurang memahami karakter” masing-masing kader yang berbeda, kader di UKM FSI Nurul Jannah memiliki karakter yang berbeda - beda, yang merupakan bawaan dari daerah mereka masing-masing, ada diantara mereka lembut banget karena ada darah keturunan jawanya; ada yang berkarakter kasar dan suaranyapun keras (bukan berarti tidak lembut) seperti orang medan misalnya.
    
     Kedua, Faktor “Kesibukan Akademik”, faktor ini juga merupakan pemicu gersangnya ukhuwah antar sesama kader, tetapi kita tidak akan mengkambing hitamkan kesibukan kita akan kuliah dan tugas kuliah, melainkan yang perlu kita ketahui dalam hal ini adalah bahwa semua kader UKM FSI Nurul Jannah adalah manusia, yang terkadang di dalam lelahnya sering berbuat salah sehingga tanpa tidak sengaja menyakiti saudaranya dengan perkataanya atau perbuatannya.
    
    Ketiga, Yang terakhir adalah “Faktor Ketidak Dewasaan”. Ini adalah faktor terkecil yang menyebabkan ukhuwah antar sesama saudara gersang. Kita tidak dapat mempungkiri bahwa di dalam tubuh UKM FSI Nurul Jannah ada anggota yang memiliki sifat kekanak-kanakan dan manja, terutama pada akhwat. Tapi sekali lagi, kita tidak menyalahi sifat ini melainkan ini adalah anugrah Allah swt. untuk kita semua, dan sebagai bukti kebesaran Allah swt. dan hari ini dengan karakter yang berbeda Allah satukan kita dalam satu ikatan agama-Nya.

     Itulah 3 faktor yang saya temukan dilapangan. Nah, saudara-saudaraku sekalian APA YANG HARUS KITA LAKUKAN? Dan BAGAIMANA CARANYA MENGHIDUPKAN KEMBALI KEMESRAAN UKHUWAH? Saya akan memulainya dengan sebuah hadits,
     
Dari Abu Hamzah Anas bin Malik ra., pelayan Rasulullah saw., bahwa Rasulullah saw. bersabda,
“Seseorang di antara kalian tidak (dikatakan) beriman sehingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. (HR. Bukhari & Muslim)

1. Saling Mengenal, Memahami, dan Sepenanggungan (Ta’aruf, Tafahum, & Takaful)

Wahai kalian yang telah menghibahkan diri kalian di jalan Allah, tidak ada kemesraan ukhuwah jika kalian tidak saling mengenal, saling memahami dan saling sepenanggungan. Akibat utama pecahnya persaudaraan umat muslim karena ketidakpahaman mereka terhadap “Keadaan, Sifat, dan Karakter” saudaranya sendiri.

a.      Saling Mengenal (Ta’aruf)
Saya sedikit berkata tegas pada bagian ini, karena ini lah kunci dari kemesraan ukhuwah tersebut. Ada yang mengeluh kepada saya mengenai kader yang sedikit kasar dan keras bicaranya, padahal saudaranya tersebut berasal dari daerah yang memiliki karakter demikian, maka jika kita mengenal saudara kita dengan baik, dari mana asalnya, mengenal karakter dan sifatnya maka pastilah keluhan salah seorang kader itu tidak terjadi. Jadi intinya “Tidak melulu orang lain yang harus memahami kita tetapi terkadang kitalah yang harus memahaminya.” Dan hanya ada satu cara agar kita dapat memahaminya, yaitu mengenalnya dengan baik, jangan sampai ada diantara kita yang hanya kenal nama saja, padahal sudah satu organisasi.

b.      Saling Memahami (Tafahum)
Saudara-saudaraku sekalian. Orang Medan dan Minang itu berbeda karakternya, begitu juga dengan orang Jawa, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua. Maka salah satu kewajiban kita terhadap saudara kita adalah memahaminya secara baik. Perkenalanlah yang akan membuat kita saling memahami antar sesama saudara, dan jika kita telah paham akan “Keadaan dan karakter” saudara kita maka ini akan berdampak bagusnya ukhuwah antar sesama kader dakwah. mulai dari sekarang berkenalanlah dan pahamilah dia agar kemesraan ukhuwah itu bisa muncul kembali.

c.       Sepenanggungan (Takaful)
 Ini adalah rukun ukhuwah yang paling penting. Takaful lahir dari hasil perkenalan dan kepahaman kita akan saudara kita. Secara umum takaful berarti memikul beban orang lain ketika dia dalam kesulitan dan membutuhkan pertolongan.

2. Hadirkan Perasaan Cinta Terhadap Saudara

Seseorang di antara kalian tidak (dikatakan) beriman sehingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. (HR. Bukhari & Muslim)
 
Mmm… “Cinta..” Dalam Hadits di atas Rasulullah saw. menyebutkan kata “Cinta” sebagai pererat ukhuwah. Dan memang benar, karena kata “Cinta”lah kemesraan ukhuwah antara kaum Muhajirin dan Anshar begitu terasa dan terjaga. Menghadirkan perasaan cinta tidak terlalu berat sich…
Lalu bagaimana kita dapat mengetahui adanya cinta kepada saudara kita? “yang pastinya tandanya bukan adanya perasaan deg-degan dan pipi memerah.”

Barometer adanya “Cinta” terhadap sesama saudara adalah ketika kita melaksanakan kewajiban kita  
1. Terhadap saudara kita, seperti:
      2. Menjenguk apa bila dia sakit
       3. Memberikan dia hadiah pada momen2 tertentu, seperti hari spesialnya
      4. Membantunya apa bila dia dalam kesusahan
      5. Merasa sakit hati ketika saudara kita dihina dan dicaci maki, jika ini terasa dalam diri kita, berarti sudah ada rasa cinta terhadap saudara kita.
     6. Mendengarkan dan menanggapi dia berbicara secara antusias (Ane pernah ditigur ikhwan karena tidak terlalu memperhatikannya berbicara, hehehe…, “TEGURAN” itu juga bisa dijadikan sebagai tanda cinta terhadap saudara.)
      7. Memberi teguran dengan hikmah dan pengajaran yang baik jika dia salah
      8.  Dan lain-lain.

      3. Memulai Kemesraan Ukhuwah Dari Diri Kita Sendiri
     
Ini adalah bagian terpenting dari semua itu. Seberapa pahampun kita mengenai ukhuwah Islamiyah tidak akan terwujud jika tidak ada yang memulai dan mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.

Kesalahan fatal yang dilakukan oleh seorang saudara sesama muslim adalah ia menyuruh saudaranya memulai kemesraan ukhuwah terhadap dirinya terlebih dahulu sementara dia tidak melakukan hal yang sama.

Cara paling efektif agar munculnya kemesraan ukhuwah antar sesama saudara semuslim adalah dengan memulainya terlebih dahulu dari diri kita sendiri. Kita lah yang bersikap hangat kepadanya. Menjengutnya dikala sakit, dan lebih dahulu berbuat baik kepadanya sebelum dia berbuat baik kepada kita.

Salah satu tanda baiknya ukhuwah diantara kita adalah diantara kita saling berlomba-lomba lebih dahulu berbuat baik terhadap saudaranya.

Demikianlah sedikit ilmu dan nasehat untuk kita semua, terutama bagi yang menuliskannya, semoga bermanfaat bagi kita semua, semoga kita dapat melaksankannya dengan baik. Tidak ada kemesraan ukhuwah jika kita tidak memulainya dan tidak melaksanakan hal-hal di atas.

Wallahu 'Alam bish-shawab.

Referensi:
  1. Al-Qur'anul Karim
  2. At-Tarbiyah Al-Islamiyah Al-Harakiyah karangan Prof. Dr. Irwan Prayitno, Psi, M.Sc
 

       




2 komentar:

  1. Assalamu'alaikum, Salam kenal akh,i ana Fuad Abdul Rahman dari Rohis Universitas Bakrie, ana izin copas tulisan antum ya... JZk

    BalasHapus
  2. please check this out
    http://rohis-ub.org/menghidupkan-kembali-kemesraan-ukhuwah/

    BalasHapus