Laman

Jumat, 12 November 2010

Menghidupkan Kembali Kemesraan Ukhuwah

Ada keluhan gersanganya ukhuwah dalam jemaah dakwah kita kali ini. Mereka merasa bahwa ukhuwah Islamiyah itu tidak diterapkan dengan baik. Saya mencoba berfikir tentang ini lalu merenungkannya, dan mencoba melihat fakta dilapangan, apa penyebab gersangnya ukhuwah antar sesama aktivis dakwah kali ini.

Satu hal yang ingin saya komentari tentang ini adalah bahwa fakta dilapangan menunjukkan sebagian besar kader paham apa itu ukhuwah dan kewajibannya terhadap saudaranya, bahkan ada diantara mereka yang hafal dalilnya, baik dalil di dalam Al-Qur’an maupun dalam hadits Rasulullah saw.

Berarti benang merah dari gersangnya ukhuwah antar sesama kader adalah bukan karena minimnya pengetahuan mereka tentang ukhuwah melainkan karena tidak teraplikasinya ukhuwah itu secara baik.

Setelah saya mengetahui pemahaman kader mengenai ukhuwah, saya beranjak mencari faktor tidak terealisasikannya ukhuwah itu secara baik dan maksimal. Diantara faktor yang saya temui adalah:

     Pertama, Faktor “kurang memahami karakter” masing-masing kader yang berbeda, kader di UKM FSI Nurul Jannah memiliki karakter yang berbeda - beda, yang merupakan bawaan dari daerah mereka masing-masing, ada diantara mereka lembut banget karena ada darah keturunan jawanya; ada yang berkarakter kasar dan suaranyapun keras (bukan berarti tidak lembut) seperti orang medan misalnya.
    
     Kedua, Faktor “Kesibukan Akademik”, faktor ini juga merupakan pemicu gersangnya ukhuwah antar sesama kader, tetapi kita tidak akan mengkambing hitamkan kesibukan kita akan kuliah dan tugas kuliah, melainkan yang perlu kita ketahui dalam hal ini adalah bahwa semua kader UKM FSI Nurul Jannah adalah manusia, yang terkadang di dalam lelahnya sering berbuat salah sehingga tanpa tidak sengaja menyakiti saudaranya dengan perkataanya atau perbuatannya.
    
    Ketiga, Yang terakhir adalah “Faktor Ketidak Dewasaan”. Ini adalah faktor terkecil yang menyebabkan ukhuwah antar sesama saudara gersang. Kita tidak dapat mempungkiri bahwa di dalam tubuh UKM FSI Nurul Jannah ada anggota yang memiliki sifat kekanak-kanakan dan manja, terutama pada akhwat. Tapi sekali lagi, kita tidak menyalahi sifat ini melainkan ini adalah anugrah Allah swt. untuk kita semua, dan sebagai bukti kebesaran Allah swt. dan hari ini dengan karakter yang berbeda Allah satukan kita dalam satu ikatan agama-Nya.

     Itulah 3 faktor yang saya temukan dilapangan. Nah, saudara-saudaraku sekalian APA YANG HARUS KITA LAKUKAN? Dan BAGAIMANA CARANYA MENGHIDUPKAN KEMBALI KEMESRAAN UKHUWAH? Saya akan memulainya dengan sebuah hadits,
     
Dari Abu Hamzah Anas bin Malik ra., pelayan Rasulullah saw., bahwa Rasulullah saw. bersabda,
“Seseorang di antara kalian tidak (dikatakan) beriman sehingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. (HR. Bukhari & Muslim)

1. Saling Mengenal, Memahami, dan Sepenanggungan (Ta’aruf, Tafahum, & Takaful)

Wahai kalian yang telah menghibahkan diri kalian di jalan Allah, tidak ada kemesraan ukhuwah jika kalian tidak saling mengenal, saling memahami dan saling sepenanggungan. Akibat utama pecahnya persaudaraan umat muslim karena ketidakpahaman mereka terhadap “Keadaan, Sifat, dan Karakter” saudaranya sendiri.

a.      Saling Mengenal (Ta’aruf)
Saya sedikit berkata tegas pada bagian ini, karena ini lah kunci dari kemesraan ukhuwah tersebut. Ada yang mengeluh kepada saya mengenai kader yang sedikit kasar dan keras bicaranya, padahal saudaranya tersebut berasal dari daerah yang memiliki karakter demikian, maka jika kita mengenal saudara kita dengan baik, dari mana asalnya, mengenal karakter dan sifatnya maka pastilah keluhan salah seorang kader itu tidak terjadi. Jadi intinya “Tidak melulu orang lain yang harus memahami kita tetapi terkadang kitalah yang harus memahaminya.” Dan hanya ada satu cara agar kita dapat memahaminya, yaitu mengenalnya dengan baik, jangan sampai ada diantara kita yang hanya kenal nama saja, padahal sudah satu organisasi.

b.      Saling Memahami (Tafahum)
Saudara-saudaraku sekalian. Orang Medan dan Minang itu berbeda karakternya, begitu juga dengan orang Jawa, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua. Maka salah satu kewajiban kita terhadap saudara kita adalah memahaminya secara baik. Perkenalanlah yang akan membuat kita saling memahami antar sesama saudara, dan jika kita telah paham akan “Keadaan dan karakter” saudara kita maka ini akan berdampak bagusnya ukhuwah antar sesama kader dakwah. mulai dari sekarang berkenalanlah dan pahamilah dia agar kemesraan ukhuwah itu bisa muncul kembali.

c.       Sepenanggungan (Takaful)
 Ini adalah rukun ukhuwah yang paling penting. Takaful lahir dari hasil perkenalan dan kepahaman kita akan saudara kita. Secara umum takaful berarti memikul beban orang lain ketika dia dalam kesulitan dan membutuhkan pertolongan.

2. Hadirkan Perasaan Cinta Terhadap Saudara

Seseorang di antara kalian tidak (dikatakan) beriman sehingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. (HR. Bukhari & Muslim)
 
Mmm… “Cinta..” Dalam Hadits di atas Rasulullah saw. menyebutkan kata “Cinta” sebagai pererat ukhuwah. Dan memang benar, karena kata “Cinta”lah kemesraan ukhuwah antara kaum Muhajirin dan Anshar begitu terasa dan terjaga. Menghadirkan perasaan cinta tidak terlalu berat sich…
Lalu bagaimana kita dapat mengetahui adanya cinta kepada saudara kita? “yang pastinya tandanya bukan adanya perasaan deg-degan dan pipi memerah.”

Barometer adanya “Cinta” terhadap sesama saudara adalah ketika kita melaksanakan kewajiban kita  
1. Terhadap saudara kita, seperti:
      2. Menjenguk apa bila dia sakit
       3. Memberikan dia hadiah pada momen2 tertentu, seperti hari spesialnya
      4. Membantunya apa bila dia dalam kesusahan
      5. Merasa sakit hati ketika saudara kita dihina dan dicaci maki, jika ini terasa dalam diri kita, berarti sudah ada rasa cinta terhadap saudara kita.
     6. Mendengarkan dan menanggapi dia berbicara secara antusias (Ane pernah ditigur ikhwan karena tidak terlalu memperhatikannya berbicara, hehehe…, “TEGURAN” itu juga bisa dijadikan sebagai tanda cinta terhadap saudara.)
      7. Memberi teguran dengan hikmah dan pengajaran yang baik jika dia salah
      8.  Dan lain-lain.

      3. Memulai Kemesraan Ukhuwah Dari Diri Kita Sendiri
     
Ini adalah bagian terpenting dari semua itu. Seberapa pahampun kita mengenai ukhuwah Islamiyah tidak akan terwujud jika tidak ada yang memulai dan mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.

Kesalahan fatal yang dilakukan oleh seorang saudara sesama muslim adalah ia menyuruh saudaranya memulai kemesraan ukhuwah terhadap dirinya terlebih dahulu sementara dia tidak melakukan hal yang sama.

Cara paling efektif agar munculnya kemesraan ukhuwah antar sesama saudara semuslim adalah dengan memulainya terlebih dahulu dari diri kita sendiri. Kita lah yang bersikap hangat kepadanya. Menjengutnya dikala sakit, dan lebih dahulu berbuat baik kepadanya sebelum dia berbuat baik kepada kita.

Salah satu tanda baiknya ukhuwah diantara kita adalah diantara kita saling berlomba-lomba lebih dahulu berbuat baik terhadap saudaranya.

Demikianlah sedikit ilmu dan nasehat untuk kita semua, terutama bagi yang menuliskannya, semoga bermanfaat bagi kita semua, semoga kita dapat melaksankannya dengan baik. Tidak ada kemesraan ukhuwah jika kita tidak memulainya dan tidak melaksanakan hal-hal di atas.

Wallahu 'Alam bish-shawab.

Referensi:
  1. Al-Qur'anul Karim
  2. At-Tarbiyah Al-Islamiyah Al-Harakiyah karangan Prof. Dr. Irwan Prayitno, Psi, M.Sc
 

       




Rabu, 27 Oktober 2010

Menghidupkan Kembali Ruh Sumpah Pemuda

"Semangat yang selama ini tertidur itu sekarang telah bangun. Inilah yang dinamakan roh Indonesia,"
(Muhammad Yamin)

Ada satu pertanyaan yang muncul dibenak saya ketika membuka kembali arsip tentang sumpah pemuda lalu melihat kenyataan yang ada pada saat ini.

“Kemana larinya semangat para pemuda yang pernah meletus pada 28 Oktober 1928 itu?”

Setelah diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia, semangat perjuangan dan pengorbanan para pemuda itu masih terasa kental, namun mulai memudar ketika para penjajah benar-benar telah angkat kaki dari negeri ini dan pikiran para pemimpin sudah mulai kabur karena kekuasaan yang disandangnya.  

Saya tidak akan memcaci mereka yang tidak lagi berkomitmen dengan pembangunan bangsa ini. Tidak, saya tidak akan menghabiskan tenaga untuk membahas kebobrokan, kemunafikan dan kebodohan mereka yang tidak berkomitmen terhadap cita-cita pembangunan bangsa Indonesia. Saya lebih tertarik untuk memikirkan dan membahasan bagaimana caranya agar semangat sumpah pemuda itu kembali muncul. Saya lebih tertantang untuk melakukan agenda perubahan itu dari pada membicarakan aib orang dan  mencaci maki mereka yang tak memiliki semangat untuk berkomitmen terhadap cita-cita pembangunan bangsa ini.

Dalam sejarah sumpah pemuda 28 Oktober 1928 itu, ada banyak nilai dan semangat yang telah banyak dilupakan oleh masyarakat Indonesia pada saat ini, terutama para pemuda. Pertama, semangat keilmuan. Kedua, semangat perjuangan dalam meraih kemerdekaan dari penjajahan dalam bentuk apaun. Dan yang ketiga adalah semangat persatuan.

Ketiga instrument ini, ilmu, perjuangan, dan persatuan adalah unsure fundamental yang harus dimiliki oleh suatu bangsa yang ingin merdeka dan maju. Inilah yang membuat bangsa kita merdeka dan terbebas dari penjajahan, namun ini pula yang terlebih dahulu hilang dari bangsa kita.

Ilmu adalah pondasi dari sebuah bangunan. Perjuangan adalah tiang, dinding dan atap untuk mendirikan sebuah bangunan, dan persatuan adalah perekat bangunan tersebut agar kuat dan kokoh meski dihantam oleh badai dan bencana apapun.

Inilah yang telah dilakukan para pemuda pada saat itu. Dalam Kongres Pemuda II mereka begitu kosern membahas bagaimana caraya pendidikan dapat  dirasakan oleh anak-anak dan para pemuda indonesia. Di dalam kongres itu, mereka saling membangkitkan semangat perjuangan dan kepercayaan diri mereka akan perubahan dan kemerdekaan bangsa Indonesia. Dan di dalam Kongres itu juga mereka pererat persatuan mereka dibawah naungan persatuan mereka yang mereka beri nama "Sumpah Pemuda". Sedikit pun mereka tidak memikirkan imbalan apa yang akan diberikan bangsa terhadap mereka. Yang terfikir oleh mereka adalah apa yang harus mereka lakukan dan berikan untuk bangsa ini.


Wahai Para Pemuda!
Hari ini bangsa kita sedang dilanda bencana, dilanda bencana kebodohan dan kebathilan, maka hiasilah diri kalian dengan ilmu dan kepahaman yang bermanfaat bagi diri kalian dan bangsa ini.

Wahai Para Pemuda!
Hari ini bangsa kita sedang dilanda tidur berkepanjangan. Tidur yang begitu panjang dan pulas telah memudarkan semangat perjuangan kita sehingga negeri ini sudah mulai goyah padahal dulu ia pernah berdiri kokoh. Ingatlah bangunan yang kuat adalah bangunan yang dirawat dengan ilmu dan kesunguh-sungguhan. Maka kokohkanlah bangunan bangsa ini dengan ilmu dengan semangat perjuangan untuk memberi untuk bangsa bukan semangat untuk menuntut dan bermalas-malasan.

Wahai Para Pemuda!
Tidaklah cukup bangsa ini kita bangun dengan ilmu dan perjuangan. Semua itu tidak akan bermanfaat jika ia tidak diikat  dengan tali semangat persatuan yang kokoh. Hapuslah rasa kesukuan kalian, karena hari ini kita bertanah satu, berbangsa satu dan berbahasa satu yaitu Indonesia.

Wahai Para Pemuda!
Hidupkanlah ketiga-tiganya itu, niscaya ia akan menghidupkan kita dan memajukan bangsa kita. Indonesia, atas izin Allah Yang Maha Berkehendak akan menjadi Negara yang sejahtera, makmur, adil dan beradab.

Hidup Pemuda Indonesia!!

 Daftar Pustaka: http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2008/10/27/LK/mbm.20081027.LK128564.id.html



 
  

Sabtu, 23 Oktober 2010

Jalan Kemenangan

Aku Masih Di sini
Di jalan perjuangan kita
Menatap dua kemilau cahaya

Wahai Saudaraku..
Adakah kau lihat dua kemilau cahaya?
Jangan engkau lihat dengan mata mu saja, karena pasti engkau tidak akan dapat melihatnya
Maka sertakanlah mata hati mu
Karena..
Cahaya itu bukan berupa sinar
Tapi anugerah dari Allah
Yaitu keridhaan-Nya
Dan kemenangan yang sudah semakin dekat
Maka tetapkanlah langkahmu di tapak perjuangan ini
Karena engkau akan merugi jika meninggalkannya


Padang, Koto Baru-Banuaran, 22 Oktober 2010, Pukul 06.03 Wib.

 

Rabu, 29 September 2010

Bolehkah Berjabatan Tangan Antara Laki-aki Dengan Perempuan Yang Bukan Mahram?


Adanya banyak perdebatan yang ditimbulkan dari hukum berjebatan tangan dengan lawan jenis yang bukan mahram. Ada yang begitu mudah mengharamkannya dengan landasan satu hadits, itu pun haditsnya diragukan keshahihannya. Ada juga yang terlalu memudah-mudahkan dalam hal ini.

Terkadang karena lemahnya ilmu kita akan agama telah menimbulkan fitnah untuk saudara-saudara kita sendiri. Sehingga seolah-olah kita telah mengatakan bahwa dia telah mengabaikan agamanya dan melakukan hal yang diharamkan.

Alhamdulillah semua keraguan dan kerisauan itu dijawab oleh Syekh Yusuf Qardhawi dengan jelas. Setelah menjelaskan panjang lebar dan juga telah memaparkan bahwa tidak ada dalil yang shahih -baik dalam Al-Qur'an maupun Hadits Rasulullah saw- yang menharamkan berjabatan tangan  dengan lawan jenis yang bukan mahram. Maka Syekh Yusuf Qardhawi menyimpulkan bahwa:

"Ada dua hal yang perlu saya tekankan (kata Syekh Yusuf Qardhawi):

Pertama, bahwa berjabat tangan antara laki-laki dan perempuan itu hanya diperbolehkan apabila tidak disertai dengan syahwat serta aman dari fitnah. Apabila dikhawatirkan terjadi fitnah terhadap salah satunya, atau disertai syahwat dan taladzdzudz (berlezat-lezat) dari salah satunya (apalagi keduanya) maka keharaman berjabat tangan tidak diragukan lagi.

Bahkan seandainya kedua syarat ini tidak terpenuhi - yaitu tiadanya syahwat dan aman dari fitnah - meskipun jabatan tangan itu antara seseorang dengan mahramnya seperti bibinya, saudara sesusuan, anak tirinya, ibu tirinya,mertuanya, atau lainnya, maka berjabat tangan pada kondisi seperti itu adalah haram. Bahkan berjabat tangan dengan anak yang masih kecil pun haram hukumnya jika kedua syarat itu tidak terpenuhi.

Kedua, hendaklah berjabat tangan itu sebatas ada kebutuhan saja, seperti yang disebutkan dalam pertanyaan di atas, yaitu dengan kerabat atau semenda (besan) yang terjadi hubungan yang erat dan akrab diantara mereka; dan tidak baik hal ini diperluas kepada orang lain, demi membendung pintu kerusakan, menjauhi syubhat, mengambil sikap hati-hati, dan meneladani Nabi saw. - tidak ada riwayat kuat yangmenyebutkan bahwa beliau pernah berjabat tangan dengan wanita lain (bukan kerabat atau tidak mempunyai hubungan yang erat).

Dan yang lebih utama bagi seorang muslim atau muslimah -yang komitmen pada agamanya - ialah tidak memulai berjabat tangan dengan lain jenis. Tetapi, apabila diajak berjabat tangan barulah ia menjabat tangannya.

Saya tetapkan keputusan ini untuk dilaksanakan oleh orangyang memerlukannya tanpa merasa telah mengabaikan agamanya, dan bagi orang yang telah mengetahui tidak usah mengingkarinya selama masih ada kemungkinan untuk berijtihad. Wallahu a'lam."

Sumber Tulisan: FATWA-FATWA KONTEMPORER DR. YUSUF QARDHAWI. TERBITAN GEMA INSANI PRESS

Catt: Untuk penjelasan yang lebih lengkapnya silahkan baca pada buku FATWA-FATWA KONTEMPORER DR. YUSUF QARDHAWI

Jumat, 03 September 2010

Luas Dan Dasyatnya Neraka

Oleh: Yus Fairus

Assalamu'alaikum Wr.Wb.


Sahabat semua...bacalah....
Ya Allah... takutnyer... bacelah sampai habis.. skjap jer..x smp 5 minit..pun!!!
YA ALLAH YA RAHMAN YA RAHIM, lindunglilah dan peliharakanlah kami, kedua ibubapa kami,suami kami, isteri kami, anak-anak kami, kaum keluarga kami & semua orang Islam dari azab seksa api nerakaMu YA ALLAH.
Sesungguhnya kami tidak layak untuk menduduki syurgaMu YA ALLAH, namun tidak pula kami sanggup untuk ke nerakaMu YA ALLAH.
Ampunilah dosa-dosa kami, terimalah taubat kami dan terimalah segala ibadah danamalan kami dengan RAHMATMU YA ALLAH......AMIN.....

Luasnya Neraka

Yazid Ar Raqqasyi dari Anas bin Malik ra. berkata:
Jibril datang kepada Nabi SAW pada waktu yg ia tidak biasa datang dalam keadaan berubah mukanya, maka ditanya oleh nabi s.a.w

"'Mengapa aku melihat kau berubah muka?"

Jawabnya:

"Ya Muhammad, aku datang kepadamu di saat Allah menyuruh supaya dikobarkan penyalaan api neraka, maka tidak layak bagi orang yg mengetahui bahawa neraka Jahannam itu benar, dan siksa kubur itu benar,dan siksa Allah itu terbesar untuk bersuka-suka sebelum ia merasa aman dari padanya."
Lalu nabi s.a..w. bersabda:

"Ya Jibril, jelaskan padaku sifatJahannam."

Jawabnya:

"Ya. Ketika Allah menjadikan Jahannam, maka dinyalakan selama seribu tahun, sehingga merah, kemudian dilanjutkan seribu tahun sehingga putih, kemudian seribu tahun sehingga hitam, maka ia hitam gelap, tidak pernah padam nyala dan baranya. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan terbuka sebesar lubang jarum nescaya akan dapat membakar penduduk dunia semuanya kerana panasnya. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu baju ahli neraka itu digantung di antara langit dan bumi nescaya akan mati penduduk bumi kerana panas dan basinya. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu pergelangan dari rantai yg disebut dalam Al-Quran itu diletakkan di atas bukit, nescaya akan cair sampai ke bawah bumi yg ke tujuh. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan seorang di hujung barat tersiksa,nescaya akan terbakar orang-orang yang di hujung timur kerana sangat panasnya, Jahannam itu sangat dalam dan perhiasannya besi dan minumannya air panas campur nanah dan pakaiannya potongan-potongan api. Api neraka itu ada tujuh pintu, tiap-tiap pintu ada bahagiannya yang tertentu dari orang laki-laki dan perempuan."
 Nabi s.a.w. bertanya:

"Apakah pintu-pintunya bagaikan pintu-pintu rumah kami?"

Jawabnya:

"Tidak, tetapi selalu terbuka, setengahnya dibawah dari lainnya, dari pintu ke pintu jarak perjalanan 70,000 tahun, tiap pintu lebih panas dari yang lain 70 kali ganda.' (nota kefahaman: yaituyg lebih bawah lebih panas)"

Tanya Rasulullah s.a.w.:

"Siapakah penduduk masing-masing pintu?"

Jawab Jibril:

"Pintu yg terbawah untuk orang-orang munafik, dan orang-orang yg kafir setelah diturunkan hidangan mukjizat nabi Isa a.s.. serta keluarga Fir'aun sedang namanya Al-Hawiyah.
Pintu kedua tempat orang-orang musyrikin bernama Jahim,
Pintu ketiga tempat orang shobi'in bernama Saqar.
Pintu ke empat tempat Iblis dan pengikutnya dari kaum majusi bernama Ladha,
Pintu kelima orang yahudi bernama Huthomah.
Pintu ke enam tempat orang nasara bernama Sa'eir.'
Kemudian Jibrail diam segan pada Rasulullah s.a.w.. sehingga ditanya:

"Mengapa tidak kau terangkan penduduk pintu ke tujuh?"

Jawabnya:

"Di dalamnya orang-orang yg berdosa besar dari ummatmu yg sampai mati belum sempat bertaubat."

Maka nabi s.a.w. jatuh pingsan ketika mendengar keterangan itu, sehingga Jibril meletakkan kepala nabi s.a.w. di pangkuannya sehingga sadar kembali dan sesudah sadar nabi saw bersabda:

"Ya Jibril, sungguh besar kerisauanku dan sangat sedihku, apakah ada seorang dari ummat ku yang akan masuk kedalam neraka?"

Jawabnya:

"Ya, yaitu orang yg berdosa besar dari ummatmu."

Kemudian Nabi s.a.w. menangis, Jibril juga menangis, kemudian Nabi s.a.w.masuk ke dalam rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk sembahyang kemudian kembali dan tidak berbicara dengan orang dan bila sembahyang selalu menangis dan minta kepada Allah.

(Dipetik dari kitab 'Peringatan Bagi Yg Lalai')

 DariHadith Qudsi: Bagaimana kamu masih boleh melakukan maksiat sedangkankamu tak dapat bertahan dengan panasnya terik matahari Ku.
Tahukah kamu bahawa neraka jahanamKu itu:
1. Neraka Jahanam itu mempunyai 7 tingkat
2. Setiap tingkat mempunyai 70,000 daerah
3. Setiap daerah mempunyai 70,000 kampung
4. Setiap kampung mempunyai 70,000 rumah
5. Setiap rumah mempunyai 70,000 bilik
6. Setiap bilik mempunyai 70,000 kotak
7. Setiap kotak mempunyai 70,000 batang pokok zarqum
8. Di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 ekorular
9. Di dalam mulut setiap ular yang panjang 70 hastamengandungi lautan racun yang hitam pekat.
10. Juga di bawah setiap pokok zarqum mempunyai70,000 rantai
11. Setiap rantai diseret oleh 70,000 malaikat

Mudah-mudahan ini dapat menimbulkan keinsafan kepada kita semua......Wallahua'lam.

Al-Quran Surah Al- Baqarah Ayat 159
"Sesungguhnyaorang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan dariketerangan-keterangan dan petunjuk hidayat, sesudah Kami terangkannyakepada manusia di dalam Kitab Suci, mereka itu dilaknat oleh Allah dandilaknat oleh sekalian makhluk."

Disebutkan di dalam satu riwayat, bahawasanya apabila para makhluk dibangkitkan dari kubur, mereka semuanya berdiri tegak di kubur masing-masing selama 44 tahun UMUR AKHIRAT dalam keadaan TIDAK MAKAN dan TIDAK MINUM , TIDAK DUDUK dan TIDAK BERBICARA .

Bertanya orang kepada Rasulullah saw :

'Bagaimana kita dapat mengenali ORANG-ORANG MUKMIN kelak di hari qiamat?'

Maka jawabnya Rasulullah saw:

'Umatku dikenali kerana WAJAH mereka putih disebabkan oleh WUDHU'. Bila qiamat datang maka malaikat datang kekubur orang mukmin sambil membersihkan debu di badan mereka KECUALI pada tempat sujud. Bekas SUJUD tidak dihilangkan. Maka memanggillah dari zat yang memanggil. Bukanlah debu 'itu dari debu kubur mereka, akan tetapi debu itu ialah debu KEIMANAN' mereka. Oleh itu tinggallah debu itu sehingga mereka melalui titian' SiratulMustaqim dan memasuki Alam SYURGA, sehingga setiap orang melihat para mukmin itu mengetahui bahawa mereka adalah pelayan Ku dan hamba-hambaKu."


Disebutkan oleh hadith Rasulullah saw bahawa sepuluh orang yang mayatnya TIDAK BUSUK dan TIDAK KERIPUT dan akan bangkit dalam kedaan tubuh ketika diwaktu mati :-
1. Para Nabi
2 Para Ahli Jihad
3. Para Alim Ulama
4. Para Syuhada
5. Para Penghafal Al Quran
6. Imam atau Pemimpin yang Adil
7. Tukang Azan
8. Wanita yang mati kelahiran/beranak
9. Orang mati dibunuh atau dianiaya
10. Orang yang mati di siang hari atau di malam Jumaat jika mereka itu dari kalangan orang yang beriman.

Didalam satu riwayat yang lain dari Jabir bin Abdullah ra sabda Rasulullah saw:

"Apabila datang hari QIAMAT dan orang-orang yang berada di dalam kubur dibangkitkan maka Allah swt memberi wahyu kepada Malaikat Ridhwan: 'Wahai Ridhwan, sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba Kuberpuasa ( Ahli Puasa ) dari kubur mereka di dalam keadaan letih dandahaga. Maka ambillah dan berikan mereka segala makanan yang digorengdan buah-buahan SYURGA. ' Maka Malaikat Ridhwan menyeru, wahai sekelian kawan-kawan dan semua anak-anak yang belum baligh, lalu mereka semua datang dengan membawa dulang dari nur dan berhimpun dekat Malaikat Ridhwan bersama dulang yang penuh dengan buahan dan minuman yang lazat dari syurga dengan sangat banyak melebihi daun-daun kayu dibumi. Jika Malaikat Ridhwan berjumpa mukmin maka dia memberi makanan itu kepada mereka sambil mengucap sebagaimana yang difirman oleh Allah swt di dalam Surah Al-Haqqah bermaksud :'Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan AMAL yang telah kamu kerjakan pada HARI yang telah LALU itu."

* Tolong sebarkan kisah ini kepada saudara Islam yang lain.
Ilmuyang bermanfaat ialah salah satu amal yang berkekalan bagi orang yangmengajarnya meskipun dia sudah mati.
' Dan ( ingatlah ) Allah sentiasamengetahui dengan mendalam akan apa jua yang kamu lakukan.' (SurahAl-Baqarah : 237)
Untuk renungan dan amalan bersama ..
DOA Nabi Allah Yunus
"LAA ILAHA ILLA ANTA SUBHANAKA INNI KUNTU MINALZHAALIMIIN"


Sumber:  http://www.facebook.com/photo.php?pid=280880&id=100000710435813&ref=fbx_album

Istiknaf

 Oleh: Alm. Ustadz Fathi Yakan

Istiknaf adalah keengganan untuk bergabung dalam masyarakat, atau instansi, atau berbagai organisasi yang ada.

Dakwah dan juga para da'i tidak mungkin mampu mengenal dan menguasai objek dakwah jika memiliki sifat tersebut. Karenanya fenomena yang belakangan ini terus berkembang tersebut harus segera dihindari, bahkan semampu mungkin untuk meluruskan da'i lain yang bersifat seperti itu.

Jika fenomena ini tidak segera diluruskan, maka tidak mustahil suatu masyarakat akan dimanfaatkan oleh musuh-musuh Islam untuk memusuhi gerakan dakwah dan islam itu sendiri.

keengganan para da'i untuk terjun dalam kencah politik, dengan alasan bahwa politik itu kotor dan dapat mengotori orang yang terjun di dalamnya, atau politik itu terlaknat, dan terlaknat juga para praktisinya. Atau alasan-alasan lainnya yang tidak pernah diakui Islam. Keengganan ini akhirnya memberi kesempatan luas bagi musuh-musuh Islam untuk menguasai dan menjadi penentu kebijakan di negeri-negeri muslim. Dengan demikan mereka akan semakin mudah memerangi Islam dan umatnya. Keengganan umat Islam untuk ikut bergabung dalam berbagai organisasi sosial atau lainnya, akan menjadikan organisasi-organisasi yang ada dikuasai sepenuhnya oleh oelh orang-orang non-Islam, bahkan termasuk masalah yang seharusnya ditangani umat Islam. Lebih parah lagi organisasi-organisasi tersebut menyebarkan opini di tengah masyarakat untuk menyerang berbagai pergerakan Islam yang ada.

Atau keengganan para da'i untuk menjadi pegawai negeri, dalam bidang apa pun; pendidikan, meliter, penerangan dan lain sebagainya, dengan alasan bahwa sistem yang ada dalam instansi terkait tidak Islami. Sikap ini jelas akan menjadikan berbagai instansi pemerintahan sebagai sarang musuh-musuh Islam, dan pada akhirnya akan menjadi penghalang utama gerak dan laju pergerakan Islam.

Kengganan untuk berbaur dengan masyarakat, dengan alasan mereka jauh dari Islam dan berakhlak tidak terpuji, hal ini akan menjadikan masalah semakin kompleks, dan jurang pemisah antara Islam dan masyarakat semakin jauh. Jika ini yang terjadi, maka bisa diibaratkan dengan dokter yang menjauhi pasiennya dan bahkan dirinya sendiri.

Lalu apa nilai dakwah dan para da'i jika tidak melakukan proses perubahan di dalam masyarakat. Apakah mereka mengira perubahan bisa dilakukan dari luar masyarakat?!

Sehubungan dengan ini, dakwah hanya memiliki dua pilihan:
  1. Terbatas pada pada anggotanya, tanpa peduli dengan masyarakat sekelilingnya. Dalam kondisi seperti ini dakwah tersebut merupakan dakwah orang-orang shalih namun tidak bisa memperbaiki masyarakat sekitarnya. Karena itu kelompok ini harus segera menyadari bahwa langkah yang ditempuh jelas tidak sesuai dengan Islam dan tabi'at dakwah. Mereka juga harus menyadari bahwa apa yang mereka lakukan tidak akan dapat menyelamatkan mereka dari badai kerusakan dan kejahiliyahan.
  2. Dakwah dilakukan untuk semua lapisan masyarakat, terutama yang sakit sebelum yang sehat, yang menyimpang sebelum yang lurus. Dakwah ini berusaha memancarkan sinar hidayah kepada siapa saja, menyayangi siapa saja, menghendaki kebaikan bagi siapa saja dan bahkan memanfaatkan dan mengoptimalkan seluruh potensi yang ada di dalam masyarakat demi kepentingan dakwah dan Islam.
Sesungguhnya ideologi perubahan Islam menghendaki adanya satu barisan yang tersleksi, dan mereka inilah yang menjadi pioner dalam perbaikan. Namun demikian perubahan harus menyentuh masyarakat, karena di sinilah akar dan kekuatan mereka.

Jika gerakan Islam tidak mau beranjak dari tempatnya, setelah memiliki kader-kader pilihan, dan tidak mau bergaul dengan masyarakat, mendidik, membimbing, mengarahkan membantu, memimpin dan meringankan kesulitan mereka dan melakukan perbaikan di tengah-tengah mereka, maka masyarakat akan meninggalkannya dan akhirnya gerakan ini akan hancur karena tidak memiliki akar dan kekuatan di dalam masyarakat dalam melakukan pertarungan mempertahankan eksistensi. Mahabenar Allah yang berfirman:
"Dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu." (Muhammad [47]: 38).

Wallahu 'Alam bish-shawab.

Sumber: Al-Isti'ab fi hayati-dakwah wad-daiyah. Terbitan Indonesia: Isti'ab: Meningkatkan Kapasitas Rekrutmen Dakwah, Penerbit: Robbani Press, cetakan keenam Maret 2010.

Kenapa Mayoritas Penduduk Di Neraka Wanita?

Oleh : Andi Muhammad
Dalam catatan Kembang Anggrek
 
Aku  sedikit ingin  menyampaikan masalah wanita mengapa banyak nya kaum wanita masuk nereka ?

Aku tidak mengatakan diriku adalah seorang ahli 'ilm (karena memang aku bukanlah ahlu 'ilmu, melainkan hanya penuntut 'ilmu), maka janganlah memangg...ilku dengan sebutan-sebutan yang tidak pantas kusandang (seperti ustadz). Janganlah pula engkau MENIMBA dan BERTANYA (tentang) 'ilmu kepadaku. Janganlah jadikan websiteku ini sebagai rujukan 'ilmu bagimu. Tapi timbalah dan tanyalah 'ilmu kepada ahlinya. Apa-apa yang kupostingkan di website ini yang berisikan kebenaran, maka terimalah. Apa-apa yang bertentangan dengan kebenaran, maka tolaklah, dan luruskanlah aku (dengan 'ilmu dan hujjah).


Bismillah. Tidak akan masuk surga  wanita yg berpakain tapi telanjang. wahai akhwat fiilah,sesungguhnya drimu bnyak di neraka,wlaupun kalian sholeha sujud tiap hari namun dirimu tdk taat pd suami & lidahmu lebih panjang dari jalbabmu maka  siap-siap nereka tepat mu.

Banyak sekali pertanyaan "kenapa mayoritas penduduk di surga pria dan kenapa wanita langka di surga" dan "kenapa mayoritas penduduk di neraka wanita"....

Karena mayoritas penduduk dunia adalah wanita, dan banyak dari mereka yg berbuat dosa. Mereka melupakan perintah Allah Ta'ala dan rasulullah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku melihat ke dalam Surga maka aku melihat kebanyakan penduduknya adalah orang-orang fakir, dan aku melihat ke dalam neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penduduknya adalah wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas dan Imran serta selain keduanya)

1. Sedikit sekali wanita yg mau menutup auratnya. 

Mereka berpakaian namun seperti telanjang, mereka berpakaian seksi, mereka yg berpakaian ketat, mereka memakai jilbab namun lehernya kelihatan, mereka yg memakai jilbab namun dibawahnya pake celana ketat...

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Ada dua golongan penghuni neraka yang aku belum pernah melihatnya: Laki-laki yang tangan mereka menggenggam cambuk yang mirip ekor sapi untuk memukuli orang lain dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang dan berlenggak lenggok. Kepalanya bergoyang-goyang bak punuk onta. Mereka itu tidak masuk surga dan tidak pula mencium baunya. Padahal sesungguhnya bau surga itu bisa tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim)

Jadi boro2 mereka masuk surga nyium baunya pun mereka tdk bisa, padahal bau surga itu 40 thn perjalanan. Maka bersyukurlah wanita2 yg menjaga auratnya, kecuali untuk mahromnya.

"Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: ""Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka"". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang." Al Ahzab ayat 59

2. Mereka pada lupa sama hak-hak suami

Di dalam kisah gerhana matahari yang mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para shahabatnya melakukan shalat gerhana padanya dengan shalat yang panjang, beliau melihat Surga dan neraka. Ketika ...beliau melihat neraka beliau bersabda kepada para shahabatnya:

“ … dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita. Para shahabat pun bertanya: “Wahai Rasulullah, Mengapa (demikian)?” Beliau menjawab: “Karena kekufuran mereka.” Kemudian mereka bertanya lagi: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab:“Mereka kufur (durhaka) terhadap suami-suami mereka, kufur (ingkar) terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata: ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ” (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma)

“Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain niscaya aku perintahkan seorang istri untuk sujud kepada suaminya. Dan tidaklah seorang istri dapat menunaikan seluruh hak Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadapnya hingga ia menunaikan seluruh hak suaminya. Sampai-sampai jika suaminya meminta dirinya (mengajaknya jima’) sementara ia sedang berada di atas pelana (yang dipasang di atas unta) maka ia harus memberikannya (tidak boleh menolak).” (HR. Ahmad 4/381. Dishahihkan sanadnya olehAsy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Irwa` Al-Ghalil no. 1998 dan Ash-Shahihah no. 3366)

Mereka selalu alasan kl diajak suami jima' (berhubungan intim), aku kan capeek, aku kan ngantuuk, aku kan tadi abis keramas dan lain lain...

Al-Hushain bin Mihshan rahimahullahu menceritakan bahwa bibinya pernah datang ke tempat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam karena satu keperluan. Seselesainya dari keperluan tersebut, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadanya:

“Apakah engkau sudah bersuami?” Bibi Al-Hushain menjawab: “Sudah.” “Bagaimana (sikap) engkau terhadap suamimu?” tanya Rasulullah lagi. Ia menjawab: “Aku tidak pernah mengurangi haknya kecuali dalam perkara yang aku tidak mampu.” Rasulullah bersabda: “Lihatlah di mana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena suamimu adalah surga dan nerakamu.” (HR. Ahmad 4/341 dan selainnya, lihat Ash-Shahihah no. 2612)

“Jika seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak untuk datang maka para malaikat akan melaknatnya sampai pagi.” (HR. Al-Bukhari no. 5194 dan Muslim no. 3524)

Dalam riwayat Muslim (no. 3525) disebutkan dengan lafadz:

“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak ajakan suaminya melainkan yang di langit (penduduk langit) murka pada istri tersebut sampai suaminya ridha kepadanya.”

Pokoknya banyak deh hak-hak suami yg ditinggalkan dan dilupakan istri....silahkan cek note ana Hak Suami Dalam Islam.

3. Mereka suka ber gosip ria...padahal itu dosa besar...

Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu ia berkata Rasulullah bersabda : “ketika aku di Mi’raj-kan aku melihat suatu kaum yang berkuku tembaga digunakan untuk mencakar muka dan dada mereka sendiri. Maka aku bertanya kepada Jibril, siapakah mereka itu, ia menjawab : mereka adalah orang yang memakan daging orang yang lain (sesama muslim) dan merusak kehormatan /harga diri mereka (sesama muslim)”. (Sunan Abu Dawud no 4878)

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, katanya Rasulullah bersabda : “Tahukah kamu apa arti mukhlis / bangkrut / pailit?” Jawab para sahabat, "Mukhlis menurut kami ialah orang yang tidak punya uang dan tidak punya harta." Sabda Nabi, " Sesungguhnya orang yang bangkrut (mukhlis) dari umatku ialah (orang) yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan shalat, puasa dan zakat, dan membawa dosa karena dia pernah mencaci-maki (menggunjing/meng-ghibah) orang lain (sesama muslim), menuduh-nuduh orang, pernah memakan harta orang, pernah membunuh orang serta dia pernah memukul orang lain. Kemudian dia menanti orang ini menuntut dan mengambil pahalanya (sebagai tebusan) dan orang itu mengambil pula pahalanya. Bila pahala-pahalanya habis sebelum selesai tuntutan dan ganti tebusan atas dosa-dosanya maka dosa orang-orang yang menuntut itu diletakkan di atas bahunya lalu dia dihempaskan ke api neraka." (Shahih Muslim no.2211)

“Subhanakallahumma wabihamdika Asyhadu anlaa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaihi”

Sumber: http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150265129725570&id=197674079227&ref=mf

Rabu, 01 September 2010

Apa Artinya Kita Berislam? (1) Sebuah Pengantar

Telah semakin dekat kepada manusia perhitungan amal mereka, sedang mereka dalam keadaan lalai (dengan dunia), berpaling (dari akhirat). Setiap diturunkan kepada mereka ayat-ayat yang baru dari Tuhan, mereka mendegarkannya sambil bermain-main. Hati mereka dalam keadaan lalai. Dan orang-rang yang zalim merahasiakan pembiacaraan mereka, “(orang) ini (Muhammad) tidak lain hanyalah seorang manusia (juga) seperti kamu. Apakah kamu menerimanya (sihir itu), padahal kamu menyaksikannya. Dia (Muhammad) berkata, “Tuhanku mengetahui (semua) perkataan di langit dan di bumi, dan Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui”. 
(Al-Anbiya’: 1-4).

Sungguh Aku ini Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah salat untuk mengingat Aku. Sungguh hari kiamat itu akan datang, Aku merahasiakan (waktunya) agar setiap orang dibalas dengan apa yang telah dia usahakan.
(Thaha: 14-15).
 
Saat ini begitu banyak kita lihat umat Islam kehilangan identitas sejatinya sebagai pemeluk agama Islam. Sebagian mereka ada yang mengerti dengan Islam namun melupakan dan melanggar nilai-nilainya. Dan sebagian mereka ada yang benar-benar tidak mengerti sama sekali kenapa dia harus berislam, yang dia tahu, dia telah mendapati bahwa dirinya telah berislam sejak kecil dan berasal dari keluarga yang beragama Islam, sehingga hadir lah sekarang generasi Islam yang kehilangan jati diri keislamannya, keislaman mereka tidak lebih dari sekedar identitas yang tertulis pada kartu tanda pengenal (KTP) mereka. Inilah potret umat Islam saat ini yang masih banyak belum mengerti apa artinya mereka berislam dan mengapa harus berislam.

Tentu kita tidak hanya sekedar menyalahkan mereka dan dengan enaknnya mengatakan mereka telah tersesat sejauh-jauhnya dari jalan Allah, lalu kita yang telah mengerti apa artinya kita berislam menjauh dari mereka, membuat dinding pembatas dengan mereka karena khawatir terjerumus kedalam kesesatan. Wahai saudaraku, barang siapa yang berbuat demikian, menjauhkan diri dari mereka yang tidak mengerti bahkan tidak mengenal Islam, lalu membuat dinding pembatas antara kalian dengan mereka, maka saya katakan bahwa kalian telah keliru dalam memahami Islam lalu mengada-ngadakan alasan yang tidak pernah dibenarkan oleh Islam.

Kesalahan para aktivis dakwah dan da’i dalam memahami Islam ini telah mengakibatkan semakin membesarnya jurang pemisah antara umat Islam dengan ajarannya, sehingga membuat umat Islam semakin jauh dari kewajibannya dan nilai-nilai mulia yang diajarankan Islam. dan pemahaman mereka yang keliru itu juga harus diluruskan disamping kita juga harus meluruskan mereka yang belum lurus dalam menjalankan kehidupan.

Memang ada dalil baik di dalam Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah saw yang melarang kita berteman dengan mereka yang sering membuat kemungkaran dan kerusakan, tapi ketahuilah, hal itu lebih ditekankan untuk tidak menjadikan mereka teman setia sebelum terlihat keislaman mereka secara nyata, berarti kita masih punya kewajiban untuk meluruskan mereka, menyeru mereka kepada jalan yang benar., yaitu kepada jalan Allah. Bukankah Allah telah berfirman bahwa kita dianjurkan mengucapkan kata-kata yang mengandung keselamatan kepada orang-orang jahil. Bahkan Allah mengatakan, mereka yang mengucapkan kata-kata yang mengandung keselamatan itulah hamba-hama Allah yang baik.

“Dan hamba-hamba yang baik dari Rabb Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (Al-Furqan [25]: 63)

Mengucapkan kata-kata yang mengandung keselamatan itu adalah dakwah dan keteladanan dan berarti ada kebaikan-kebaikan yang kita lakukan untuk mereka, seperti Rasulullah saw yang menjenguk seorang kafir Quraisy yang sering melempari beliau lalu membawakan dia makannan ketika dia sedang sakit. Dalam kisah yang lain Rasulullah saw juga selalu melumati makanan dengan mulut beliau lalu menyuapinya kepada seorang nenek Yahudi yang buta yang sering mencaci maki beliau. Lemparan batu dan cacian tidak pernah membuat Rasulullah saw enggan berbuat baik kepada mereka, bahkan Rasulullah saw adalah orang yang paling utama dalam hal  itu dan selalu mengucapkan kata-kata yang mengandung keselamatan untuk mereka agar mereka dapat segera memeluk agama Islam, agama Allah yang mulia ini. Allah swt berfirman,

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatkan dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (An-Nahl [16]: 125)

“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.  (Fushilat [41]: 34-35).

Melalui surat Fushilat ayat 34-35 ini Imam Syahid Hasan Al-Banna mengatakan, “Jadilah kalian seperti pohon yang dilempari orang dengan batu, tapi membalasnya dengan buah.” Ustadz Mushthafa Masyhur dalm Fiqh Dakwahnya berkata, “Sesungguhnya semua orang adalah medan dakwah yang menjadi tempat kita beramal untuk kita perbaiki, mengeluarkan anasir yang baik dari mereka yang turut merasakan kewajiban agamanya.”

Insya Allah melalui tulisan ini kita akan membahas APA ARTINYA KITA BERISLAM? Selain itu juga memaparkan BAGAIMANA SIKAP KITA SEBAGAI SEORANG DA’I YANG MEMBAWA CAHAYA YANG DITITIPKAN ALLAH KEPADANYA UNTUK SEMUA MANUSIA. Benarkah kita para aktivis dakwah da’i harus bersikap antipati pada setiap orang-orang jahil? Lalu mengambil sikap dengan berdakwah pada kalangan mereka saja (antar orang-orang shaleh saja), atau mengambil sikap berdakwah hanya di atas mimbar mesjid saja tanpa harus membawa nilai-nilai sajadahnya ke jalanan, pasar, sekolah, kampus, kantor dan ke pemerintahan?  

Selanjutnya tulisan ini dibuat bukanlah untuk mendikte atau menyalah-nyalahkan mereka yang tidak mengerti Islam dan mereka yang salah kaprah dalam memahami Islam, melainkan sebagai media untuk saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran dalam menempuh jalan keselamatan ini, yaitu jalan Islam. 

Penulis mengajak marilah kita selalu mendekatkan diri kepada Allah swt dan memohon petunjuk serta bimbingan-Nya dan juga tak lupa berharap agar Allah selalu menetapkan hati kita di jalan-Nya yang lurus ini sampai akhirnya kita dipilih oleh-Nya sebagai salah satu dari sekian banyak hamba-Nya yang syahid di jalan-Nya yang mulia ini. Amiin.

Alhamdu lillahi rabbil’aalamin. Wallahu’alam bish-shawab.

        

Senin, 30 Agustus 2010

Allah Al-Khabir ( Allah, Yang Maha Mengetahui)

"Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak menbaca suatu ayat dari Al-Qur’an dan kamu tidak melakukan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu dan biarpun sebesar zarah (atom) di bumi maupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan kamu (semua tercatat) dalam ktab yang nyata (lauh mahfuzh).” 
(Yunus [10]: 61)

Dia-lah Zat Yang Maha Mengetahui. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu. Pernyataan Allah bahwa diri-Nya adalah Al-Khabir sebagai penegasan bahwa Dia-lah Yang Maha Mengetahui. Dan bahwa Allah paham betul segala sesuatu tanpa ada tabir penghalang dan tiada satupun makhluk ciptaan-Nya yang mampu menandingi pengetahuan-Nya dan keMahatahuan-Nya. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Khathabi, “Al-Khabir mempunyai arti yang paham betul tentang substansi segala sesuatu.”

Mari kita telusuri ayat-ayat Allah yang lain, yang membicarakan KeMahatahuan Allah agar kita semakin merasakan kebesaran Allah swt.
“Sama saja (bagi Allah), siapa di antara kamu yang merahasiakan ucapannya dan siapa yang berterus-terang dengan ucapan itu. Siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari.” (Ar-Ra’d [13]: 10)

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Al-Hujarat [49]: 13)

“Lalu (Hafshah) bertanya, ‘Siapakah yang telah memberitahukan hal ini kepadamu? (Rasulullah saw) menjawab, ‘Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (At-Tahrim [66]: 3)

“Allah Maha Mengetahui apa yang kamu perbuat.” (Al-Baqarah [2]: 234)

“Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Mengetahui lagi Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.” (Fathir [35]: 31)

“Jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” (An-Nisa’ [4]: 135)

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandagannya dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (An-Nisa’ [4]: 30)

“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan  negeri itu sehancur-hancurnya. Dan berapa banyaknya kaum sesudah Nuh telah Kami binasakan. Dan cukup Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Melihat dosa hamba-hamba-Nya.” (Al-Isra’ [17]: 16-17)
 
Apa hikmah yang dapat kita ambil dari sifat Allah Yang Maha Mengetahui itu? Wahai saudaraku yang beriman renungkanlah ayat-ayat Allah itu dan hikmah yang dapat kita ambil dari sifat Allah Al Khabir. Inilah hikmah yang dapat kita ambil dari sifat Allah Al Khabir,

1. Dengan memahami bahwa Allah Maha Mengetahui, maka kita dapat mengetahui bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Mengenali semua hamba-hamba-Nya, Baik malaikat, manusia, dan jin. Tidak ada yang dapat bersembunyi dari-Nya. 
“Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Mengetahui lagi Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya. (Fathir [35]: 31)   
  
2. Dengan mengetahui bahwa Allah Maha Mengetahui akan membuat kita untuk senantiasa berhati-hati dalam menjalankan kehidupan, karena Allah mengetahui gerak-gerik kita tanpa tabir penghalang, mengetahui segala isi hati kita. Mengetahui kita luar dalam. Ibnu Jarir berkata menafsiri ayat “nabba ‘ani al-‘alim al-khabir” dengan “Dia Maha Mengetahui segala rahasia hamba, dan yang tersimpan dalam hati hamba-Nya. Dia Maha Melihat serta Mengetahui segala urusan, dan tidak ada yang tersembunyi sedikit pun. Dia Maha Mengetahui segala yang dikerjakan dan diusahakan baik itu yang baik dan yang buruk. Dan Yang Mengawasi semua itu, untuk memberikan balasan dari semua itu”
Allah swt berfirman, 
“Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”  (Al-Hasyr [59]: 18)

“Rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahuan segala isi hati. Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan) dan Dia Mahahalus lagi Maha Mengetahui.” (Al-Mulk [67]: 13-14) 

3. Dengan mengetahui Allah Maha Mengetahui, akan membuat kita semakin patuh dan taat kepada Allah karena Allah mengetahui siapa hambanya yang beriman lagi bertakwa kepada-Nya.
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Al-Hujarat [49]: 13)

4. Dengan mengetahui Allah Maha Mengetahui, maka ini akan menguatkan keimanannya sehingga muncullah perasaan muraqabatullah, perasaan merasakan keberadaan Allah setiap saat dan waktu, sehingga membuat seorang hamba takut melakukan perbuatan dosa dan meninggalkan perbuatan dosa menuju ketaatan kepada-Nya.
“Dan cukup Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Melihat dosa hamba-hamba-Nya." (Al –Isra [17]: 17)

      5. Dengan mengetahui Allah Maha Mengetahui akan membuat seorang hamba akan selalu berlaku adil, tidak curang dan berbohong, karena Allah mengetahui perbuatannya sehingga mendorong dirinya untuk melakukan keadilan di atas muka bumi ini.
“Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Maidah [5]: 8)

     6. Dengan mengenali Allah Maha Mengetahui, kita akan mengetahui bahwa Allah tidak hanya mengetahui segala sesuatu yang telah terjadi dan yang sedang terjadi, tetapi juga mengetahui semua yang akan terjadi karena Allah-lah yang mengatur semua siklus kehidupan ini baik di dunia maupun di akhirat kelak. Dengan itu semakin kuatlah keimanan kita dengan menganali sifat Allah yang satu ini, Al-Khabir.
 “Dan tiada seorang pun yang mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tidak seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S Lukman [31]: 34)

Wallahu ‘alam bish-shawab


 Sumber Bacaan: Al-Asma' Al-Husna. Karya: Prof. Dr. Umar Sulaiman al-Asygar. Terbitan Qisthi press. Cetakan kelima Mei 2007

Sabtu, 21 Agustus 2010

Lemah Lembut Kunci Suksesnya Dakwah dan Faktor Dinaikkannya Derajat Seorang Hamba

"Dan hamba-hamba yang baik dari Rabb Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan." 
(Al-Furqan [25]: 63)

Ada 4 hal yang membuat derajat kita ditinggikan oleh Allah swt,
  1. Bersikap santun terhadap orang yang bertindak bodoh kepada diri kita
  2. Memberi maaf orang yang menzhalimi kita
  3. Memberi orang yang tidak pernah memberi kita
  4. Menyambung hubungan dengan orang yang memutuskan hubungan dengan kita
Semua hal diatas digambarkan oleh Rasulullah saw. dalam sabdanya,
"Maukah kalian aku beritahukan tentang sesuatu yang dengannya Allah memuliakan bangunan dan meninggikan derajat? Para sahabat menjawab: 'Tentu wahai Rasulullah.' Rasulullah bersabda, 'Kamu bersikap santun terhadap orang yang bertindak bodoh kepadamu, kamu maafkan orang yang menzhalimimu, kamu memberi orang yang tidak memberimu, dan kamu menyambung hubungan orang yang memutus hubunganmu." (HR. Thabrani dan Al-Bazzar)

Dalam perjalanan hidupnya Rasulullah saw telah mencontohkan kelembutan itu dengan keteladanan yang baik terhadap kita umatnya. Dan terbukti kelembutan itu menjadi salah satu ujung tombak keberhasilan dalam dakwah ini, bahkan menjadi pilar prinsib yang harus dimiliki oleh setiap da'i yang mengabdikan dirinya di jalan dakwah ini. Alm. Ustadz Fathi Yakan berkata mengenai hal ini,
"Seorang da'i harus menganggab dirinya sebagai murabbi dan pendidik bagi setiap manusia. Karena itu agar pendidikan dan pembinaannya berhasil, ia tidak boleh memperlakukan masyarakat seperti musuh, atau seperti pesaing. Jika melakukan hal ini maka ia menjadi seperti mereka dan kehilangan unsur kepemimpinan."

Di antara banyaknya kisah teladan kelembutan yang ditunjukkan oleh Rasulullah saw. inilah salah satu di antara kisah itu,
"Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah berhutang kepada seorang Yahudi yang bernama Zaid bin Sa'nah. ketika waktu pembayaran kurang dari dua hari, ia datang kepada Rasulullah yang tengah berada di antara sahabatnya. Orang itu menarik baju dan selendang Rasulullah lalu berkata: 'Wahai Muhammad tidakkah kamu lunasi hakku? Demi Allah saya tahu bahwa Bani Abdul Muthalib selalu mengulur waktu dalam melunasi hutang.' Mendengar hal itu Umar naik pitam dan membentak Yahudi tersebut: 'Wahai musuh Allah, apakah kamu mengatakan kepada Rasulullah apa yang baru aku dengar dan bertindak kepadanya sebagaimana apa yang aku lihat? Demi yang diriku berada di tangan-Nya, sekiranya aku tidak mengkhawatirkan sesuatu yang akan luput dariku niscaya aku pukul kepalamu dengan pedangku.' Namun Rasulullah segera menenangkan Umar dengan penuh kelembutan dan berkata: 'Wahai Umar, aku dan dia menginginkan selain itu, kenapa kamu tidak menasehati aku untuk segera melunasi dengan baik dan menasehatinya agar sopan dalam menagih utang, berikan haknya dan tambahlah kurma 20 sha.' Ketika Umar mengembalikan haknya plus tambahannya, Yahudi itupun bertanya: 'Apa tambahan ini?'. Umar lalu menjelaskan bahwa tambahan tersebut adalah perintah dari Rasulullah karena aku telah membentakmu. Mendengar penjelasan itu Yahudi itupun berkata: 'Wahai Umar, tidak ada sedikitpun tanda kenabian Muhammad, kecuali saya telah mengetahui ketika aku menatap wajah beliau. Namun ada dua hal yang aku belum mengujinya, yaitu kesantunan beliau mendahului ketidaktahuannya dan kekerasan orang yang jahil akan menambah kesantunannya, dan kini aky telah menguji keduannya. Karena itu saksikanlah wahai Umar bahwa aku rela Allah sebagai Rabb-ku, Islam sebagai agamaku dan Muhammad sebagai nabiku, dan saksikanlah wahai Umar bahwa setengah dari hartaku adalah sadaqah bagi kepentingan umat Muhammad shallahu 'alaihi wa sallam.' Setelah keislamannya, Yahudi ini turut serta dalam berbagai peperangan bersama Rasulullah dan akhirnya syahid dalam perang Tabuk." (HR. Thabarani dan Ibnu Majah).

Subhanallah wal hamdulillah..., betapa sikap lemah lembut dapat merubah sikap seseorang 360 derjat. Ya Allah.., karuniakanlah kepada hamba dan saudara-saudara hamba sifat lemah lembut seperti yang telah Engkau berikan kepada orang-orang sebelumku dan semasa dengan ku. Amiin Ya Allah...

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka..." 
(Ali 'Imran [3]: 159).


Sumber Bacaan: Al-Isti'ab fi hayati-dakwah wad-daiyah. Terbitan Indonesia: Isti'ab: Meningkatkan Kapasitas Rekrutmen Dakwah, Penerbit: Robbani Press, cetakan keenam Maret 2010.

Senin, 16 Agustus 2010

Semoga Tidak Pikun Lagi

Kepikunan ini sering kali terjadi, sehingga menjadi penyakit yang sangat mengganggu di tengah  perjuangan aktivitas dakwah. Kita sering kali lupa akan ilmu-ilmu yang kita pelajari. Entah berapa kali kita mengikuti daurah-daurah dalam satu bulan. Entah berapa lama sampai saat ini kita liqo untuk menambah pemahaman kita agar kuat di jalan Allah. Entah berapa banyak buku yang telah kita baca demi meningkatkan kompetensi diri. Harus berapa kali lagi kita bermuhasabah sehingga jiwa ini benar-benar tegar di jalan dakwah dan komitmen pun selalu terjaga. Namun kita masih juga seperti orang yang pikun. Parahnya ilmu yang kita lupakan tersebut juga termasuk ilmu prinsip dalam agama kita. ilmu syariat yang sebenarnya tidak boleh dilanggar oleh siapapun.

Katika daurah kita begitu semangatnya. Hamasah (semangat) kita meningkat ratusan kali lipat, sehingga jika seandainya dihadapkan kepadanya sepuluh orang tentara Zeonis Yahudi bersenjata lengkap kepadanya, niscaya dia akan melumatnya sendirian. Begitulah gambaran ghirah aktivis dakwah setelah diterpa angin perjuangan dalam daurah. Lalu setelah itu apa? Dua hari setelah itu bagaimana? Apakah masih sama ghirahnya? Ternyata kita kepikunnan lagi.

Ketika menyaksikan video pembantaian saudara-saudara kita oleh tentara zeonis laknatullah dan tentara Amerika Serikat laknatullah beserta sekutunya yang ikut memerangi kita –laknatullah untuk mereka semua- kita begitu marah dan geramnya, seakan-akan ingin melumat dan membalas segala perbuatan kejam mereka. Lalu setelah itu apa? Dua hari dan tiga hari lagi bagaimana? Ternyata kita kepikunnan lagi.

Lalu kita turun ke jalannan untuk bersama-sama melakukan munasharah (Aksi). Teriakkan takbir kita lontarkan beramai-ramai. “Allahu Akbar!! Allahu Akbar!! Allahu Akbar!!”. Lalu kita sambung dengan yel-yel “Israel..Hancurkan…, Palestina…Bebaskan…” begitu seterusnya. Suasana pada saat itu seperti mau perang saja. masing-masing kita memperlihatkan emosional perjuangan dengan kadar yang tentunya tinggi. Namun setelah itu apa? Bagaimana dua hari, tiga hari dan empat hari lagi? Adakah semangat perjuangan kita masih sama dengan waktu kita turun ke jalanan dengan meneriakan takbir dan yel-yel? Namun lagi-lagi kebanyakan kita kepikunnan lagi. Tidak seberapa di antara kita yang mempunyai semangat yang tetap terjaga hingga tetesan darah terakhir.

Begitulah kita. kepikunan. Sering lupa dengan ilmu yang telah kita dapatkan. Sering lupa dengan tetesan air mata taubat yang kita lantunkan pada saat muhasabah. Sering lupa dengan pembantaian yang telah dilakukan oleh musuh Allah terhadap saudara-saudara kita. mengutuk ketika sedang hangat-hangatnya pembantaian terhadap saudara kita, lalu setelah perperangan reda, emosional perjuangan kita juga ikut reda. Lalu kita lupakan saja kejadian tersebut. Padahal segolongan musuh kita baru saja selesai membantai saudara-saudara kita seiman dan merebut tanah mereka, dan berencana menembakkan pelurunya kepada kita yang baru saja berani mengutuk mereka.

Lupa mungkin bisa kita masukkan dalam konteks fitrah kemanusiaan, namun akan menjadi keterlaluan jika saban hari kita lupa. Semangat kita hanya ada satu hari yaitu ketika ada acara yang menyulut semangat kita. begitulah kebanyakan kita.

Maka tidak salah seorang pejabat senior AS sebelum invansi ke Irak berkata: “Memori orang Islam itu pendek, mereka pelupa. Waktu kami menyerang Afganistan, mereka protes. Setelah itu kami menang, mereka diam. Jadi, kami nanti menyerang Irak, mereka akan melakukan hal yang sama: protes, lalu lupa” begitulah perkataan pejabat senior As tersebut.1

Semoga kita tidak pikun lagi. Jika tidak bisa menghilangkan kepikunnan, minimal mengurangi kepikunannya. Jangan sampai hari ini kita begitu semangatnya berdakwah dan besok tidak lagi, lalu besoknya lagi kita telah tiada, pergi kekehidupan yang lain yang dapat melupakan kita dengan keIslaman kita yaitu hubbud dunya (cinta dunia) yang melenakan.

Mudah-mudahkan ini kepikunnan kita yang terakhir kalinya. Sehingga hamasah kita tidak hanya satu hari tapi berhari-hari, bahkan selamanya sampai kita mati menghadap ilahi dengan gelar syuhada. Kalaupun nanti hamasah kita kendor, maka jangan terlalu lama kendornya. Wahai Saudara-saudaraku berdirilah dengan percaya diri bahwa kita siap mengukuhkan tarbiyah Islamiyah kita dan memenangkan dakwah ini.

Takbir tiga kali, “Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!”

1 H. M. Anis Matta, Dari Gerakan Ke Negara, hal: 112, Fitrah Rabbani, Jakarta: 2006