Laman

Sabtu, 21 Agustus 2010

Lemah Lembut Kunci Suksesnya Dakwah dan Faktor Dinaikkannya Derajat Seorang Hamba

"Dan hamba-hamba yang baik dari Rabb Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan." 
(Al-Furqan [25]: 63)

Ada 4 hal yang membuat derajat kita ditinggikan oleh Allah swt,
  1. Bersikap santun terhadap orang yang bertindak bodoh kepada diri kita
  2. Memberi maaf orang yang menzhalimi kita
  3. Memberi orang yang tidak pernah memberi kita
  4. Menyambung hubungan dengan orang yang memutuskan hubungan dengan kita
Semua hal diatas digambarkan oleh Rasulullah saw. dalam sabdanya,
"Maukah kalian aku beritahukan tentang sesuatu yang dengannya Allah memuliakan bangunan dan meninggikan derajat? Para sahabat menjawab: 'Tentu wahai Rasulullah.' Rasulullah bersabda, 'Kamu bersikap santun terhadap orang yang bertindak bodoh kepadamu, kamu maafkan orang yang menzhalimimu, kamu memberi orang yang tidak memberimu, dan kamu menyambung hubungan orang yang memutus hubunganmu." (HR. Thabrani dan Al-Bazzar)

Dalam perjalanan hidupnya Rasulullah saw telah mencontohkan kelembutan itu dengan keteladanan yang baik terhadap kita umatnya. Dan terbukti kelembutan itu menjadi salah satu ujung tombak keberhasilan dalam dakwah ini, bahkan menjadi pilar prinsib yang harus dimiliki oleh setiap da'i yang mengabdikan dirinya di jalan dakwah ini. Alm. Ustadz Fathi Yakan berkata mengenai hal ini,
"Seorang da'i harus menganggab dirinya sebagai murabbi dan pendidik bagi setiap manusia. Karena itu agar pendidikan dan pembinaannya berhasil, ia tidak boleh memperlakukan masyarakat seperti musuh, atau seperti pesaing. Jika melakukan hal ini maka ia menjadi seperti mereka dan kehilangan unsur kepemimpinan."

Di antara banyaknya kisah teladan kelembutan yang ditunjukkan oleh Rasulullah saw. inilah salah satu di antara kisah itu,
"Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah berhutang kepada seorang Yahudi yang bernama Zaid bin Sa'nah. ketika waktu pembayaran kurang dari dua hari, ia datang kepada Rasulullah yang tengah berada di antara sahabatnya. Orang itu menarik baju dan selendang Rasulullah lalu berkata: 'Wahai Muhammad tidakkah kamu lunasi hakku? Demi Allah saya tahu bahwa Bani Abdul Muthalib selalu mengulur waktu dalam melunasi hutang.' Mendengar hal itu Umar naik pitam dan membentak Yahudi tersebut: 'Wahai musuh Allah, apakah kamu mengatakan kepada Rasulullah apa yang baru aku dengar dan bertindak kepadanya sebagaimana apa yang aku lihat? Demi yang diriku berada di tangan-Nya, sekiranya aku tidak mengkhawatirkan sesuatu yang akan luput dariku niscaya aku pukul kepalamu dengan pedangku.' Namun Rasulullah segera menenangkan Umar dengan penuh kelembutan dan berkata: 'Wahai Umar, aku dan dia menginginkan selain itu, kenapa kamu tidak menasehati aku untuk segera melunasi dengan baik dan menasehatinya agar sopan dalam menagih utang, berikan haknya dan tambahlah kurma 20 sha.' Ketika Umar mengembalikan haknya plus tambahannya, Yahudi itupun bertanya: 'Apa tambahan ini?'. Umar lalu menjelaskan bahwa tambahan tersebut adalah perintah dari Rasulullah karena aku telah membentakmu. Mendengar penjelasan itu Yahudi itupun berkata: 'Wahai Umar, tidak ada sedikitpun tanda kenabian Muhammad, kecuali saya telah mengetahui ketika aku menatap wajah beliau. Namun ada dua hal yang aku belum mengujinya, yaitu kesantunan beliau mendahului ketidaktahuannya dan kekerasan orang yang jahil akan menambah kesantunannya, dan kini aky telah menguji keduannya. Karena itu saksikanlah wahai Umar bahwa aku rela Allah sebagai Rabb-ku, Islam sebagai agamaku dan Muhammad sebagai nabiku, dan saksikanlah wahai Umar bahwa setengah dari hartaku adalah sadaqah bagi kepentingan umat Muhammad shallahu 'alaihi wa sallam.' Setelah keislamannya, Yahudi ini turut serta dalam berbagai peperangan bersama Rasulullah dan akhirnya syahid dalam perang Tabuk." (HR. Thabarani dan Ibnu Majah).

Subhanallah wal hamdulillah..., betapa sikap lemah lembut dapat merubah sikap seseorang 360 derjat. Ya Allah.., karuniakanlah kepada hamba dan saudara-saudara hamba sifat lemah lembut seperti yang telah Engkau berikan kepada orang-orang sebelumku dan semasa dengan ku. Amiin Ya Allah...

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka..." 
(Ali 'Imran [3]: 159).


Sumber Bacaan: Al-Isti'ab fi hayati-dakwah wad-daiyah. Terbitan Indonesia: Isti'ab: Meningkatkan Kapasitas Rekrutmen Dakwah, Penerbit: Robbani Press, cetakan keenam Maret 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar